Minggu, 08 Juni 2014

Apasih DCS itu ?

Apasih DCS itu ?


Sedikit overview saja tentng DCS pada powerplant. DCS (distributed control system) adalh sebuah sistem yang terintegrasi menggunakan kontroller, protokol komunikasi, dan komputer yang dapat memudahkan user untuk mengontrol peraltan-peralatan yang menggunakan sinyal analog maupun digital dari kontrol room. jadi, ketika kita ingin mengontrol sebuah valve, tidak hanya kontrol on-off, tetapi juga berapa besar bukaannya semisal dari 0%-100% bisa kita lakukan dengan mudah.

Sabtu, 07 Juni 2014

PENYESUAIAN TARIF TENAGA LISTRIK TAHUN 2014

PENYESUAIAN TARIF TENAGA LISTRIK TAHUN 2014

Kepada pelanggan PT PLN (Persero), dengan ini kami mengumumkan bahwa tarif tenaga listrik bagi beberapa Golongan Tarif mengalami penyesuaian mulai tanggal 1 Mei 2014. Penyesuaian tersebut berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 09 Tahun 2014 Tentang Tarif Tenaga Listrik Yang Disediakan oleh PT PLN (Persero).

Pelanggan yang mengalami penyesuaian tarif tenaga listrik adalah:
1. Golongan Tarif yang akan diterapkan penyesuaian tarif bulanan (tariff adjustment), yaitu:
a. R-3/TR, untuk Rumah Tangga besar, dengan daya 6600 VA ke atas,
b. P-1/TR, untuk Kantor Pemerintah skala menengah, dengan daya 6600 VA sd 200 kVA,
c. B-2/TR , untuk Bisnis skala menengah, dengan daya 6600 VA sd 200 kVA, dan
d. B-3/TM, untuk Bisnis skala besar, dengan daya di atas 200 kVA.
1
Besarnya penyesuaian tarif (tariff adjustment) setiap bulan akan diinformasikan melalui www.pln.co.id dan Contact Center PLN 123.

2. Golongan Tarif I-3/TM, untuk Industri skala menengah dengan daya di atas 200 kVA, dan merupakan Perusahaan Terbuka (Go Public), akan disesuaikan secara bertahap dua bulanan hingga November 2014.

3. Golongan Tarif I-4/TT, untuk Industri skala besar dengan daya 30 MVA ke atas, akan disesuaikan secara bertahap dua bulanan hingga November 2014.
2
Sedangkan golongan tarif lainnya tidak mengalami kenaikan.

TTL adj mei 20114
Penyesuaian TTL Juni 2014
sumber: pln.co.id

Senin, 03 Maret 2014

Cara Hemat Listrik di Kulkas

Cara Hemat Listrik di Kulkas

Cara Hemat Listrik di Kulkas

Meskipun merupakan peralatan yang dipakai tiap hari, bukan berarti kita tidak bisa menghemat penggunaan listrik di kulkas. Penghematan listrik kulkas, meskipun mungkin kecil tetap berkontribusi terhadap penghematan listrik secara keseluruhan.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghemat listrik untuk kulkas di rumah Anda.

1. Jangan terlalu sering membuka pintu kulkas akan menyebabkan kinerja kompresor meningkat sehingga konsumsi listrik akan meningkat pula. Untuk setiap menit anda membuka pintu lemari  es, di perlukan 3 menit full energi untuk mengembalikan suhu kulkas ke suhu yang diinginkan.

2. Pintu kulkas harus ditutup rapat, buka hanya jika diperlukan. Kalau pintu kulkas Anda kurang rapat bisa dikunci. Beberapa kulkas sudah menggunakan sistem kunci.

3. Atur suhu kulkas sesuai kebutuhan.

4. Jangan memasukkan makanan dan minuman yang masih panas. Selain itu, tempatkan kulkas jauh dari sumber panas seperti kompor atau oven. Beri jarak sedikitnya 5 hingga 7 cm dari dinding, sehingga udara dapat beredar di sekitarnya

5. Potong atau bahan makanan dalam porsi yang lebih kecil. Ukuran yang lebih kecil memerlukan energi yang lebih sedikit untuk memasaknya.

6. Susun isi kulkas dengan rapi agar udara dingin bisa mengalir ke sela-sela kulkas sehingga menghemat energi.

7. Isi kulkas tidak melewati pintu dan rak nya, karena pemakaian energi akan menjadi kurang efisien.

8. Pastikan karet penutup disekitar pintu bersih dan rapat. Karet penutup yang masih baik harus bisa menjepit selembar kertas. Apabila kertas dapat dengan mudah di tarik, berarti sudah waktunya mengganti karet penutup. Jangan segan membeli yang baru.

Selasa, 25 Desember 2012

Cara Kerja Timer di Kelistrikan


Cara Kerja Timer

Pada saat timer ditenagai atau mendapatkan supply tegangan, maka timer akan mulai menghitung, ketika jumlah hitungan actual sama dengan setting ( jarum merah ), maka kontak output timer akan bekerja, Kontak timer berupa normally close (nc) dan normally open (no)

Ada beberapa item indikator pada bagian timer yang perlu diketahui :

  1. Power : Berfungsi sebagai indikator bahwa supply tegangan sudah masuk
  2. Out : Berfungsi sebagai indikator bahwa output timer kerja ( waktu actual = Set )
  3. A : Mode timer ( on delay mode )
  4. 0-12 : Scala timer ( bisa dirubah )
  5. Sec : Satuan timer dalam second / detik. ( bisa dirubah dalam satuan jam/hari )
  6. Jarum merah : Berfungsi sebagai indikator set, dirubah dengan cara diputar.
  7. Ratings
  8. Tegangan kerja : 100-240 Vac / 100-125 Vdc
  9. Kapasitas beban 5 A 250 Vac.
  10. Konsumsi daya : 1.6 Watt ( relay on ).


Salah satu contoh penggunaan timer adalah, digunakan untuk memberi delay / timing pada sarana input atau masukan dari sensor seperti photo sensor atau lainnya, sehingga ketika sensor bekerja, akan didelay terlebih dulu oleh timer tsb. Hal ini bertujuan melindungi rangkaian agar tidak on-off ketika sensor tertutup benda yang hanya sekilas lalu saja. ( dalam hal ini tergantung pemakaiannya ).

Kamis, 09 Agustus 2012

Kelistrikan kereta api listrik


Berikut adalah gambar kelistrikan dari KRL :

(sumber : LIPI)

Dari gambar di atas kita dapat mengetahui kelistrikan dari KRL itu sendiri yaitu :
1. Catenery
2. Pantograph
3. Line Filter
4. Line Chopper
5. DC Link
6. Inverter
7. Brake Resistor
8. Braking Chopper
9. Motor Listrik AC


Kabel LAA kereta api listrik

Ada yang pernah dengan LAA? kalau yang belum pernah dengar, LAA ini adalah singkatan dari Listrik Aliran Atas. LAA ini sangat familiar sekali dengan Kereta Listrik (KRL).

Kabel LAA ini sering disebut juga dengan sistem Catenery

Berikut gambarnya :

 (sumber: http://rri.co.id)

Kabel LAA ini posisinya berada di atas KRL. Kabel ini sangat berbahaya jika tersentuh oleh manusia. 

Pada umumnya tegangan yang digunakan adalah tegangan DC , adapun tegangannya bisa mencapai 1500 Volt. 


Standar kabel Indonesia - International

Produksi kabel harus memenuhi standar. Standar kabel yang  biasa digunakan adalah standar Industri Indonesia dan International, seperti :

  1. IEC : International Electrotechnical Commission
  2. VDE : Verband Deutscher Elektrotechniker
  3. BSi : British Standards Institution
  4. ASTM : American Society for Testing Materials
  5. NEMA  :  National Electrical Manufacturers Association
  6. SNI  :  Standar Nasional Indonesia (Indonesia National Standard)
  7. SPLN  :  Standar Perum Listrik Negara (National Electricity Company Standard)
  8. STEL  :  Standar Telekomunikasi (National Telecommunication Standard)
  9. DIN  :  Deutsche Industries Norm
  10. JIS  :  Japanese Industrial Standard

Selasa, 31 Juli 2012

Tipe Pelanggan Bisnis PLN

Definisi Pelanggan Bisnis

Pelanggan yang termasuk kedalam golongan tarif Bisnis adalah Pelangan yang sebagian atau seluruh tenaga listrik dari PT PLN (Persero) digunakan untuk salah satu atau beberapa kegiatan berbentuk :
• Usaha jual beli barang, jasa, dan pehotelan
• Usaha perbankan
• Usaha perdagangan ekspor/impor
• Kantor Firma, CV, PT atau badan hukum/perorangan yg bergerak dalam bidang usaha perdagangan.
• Usaha pergudangan dimana sebagian atau seluruh bagunan digunakan untuk tempat penyimpanan badang atau material
• Usaha peorangan atau badan hukum yang sebagian besar atau seluruh kegiatannya merupakan penjualan barang atau jasa
• Usaha-usaha lainnya yang bertendensi komersial seperti praktek dokter, dan lain sebagainya.
Berbeda dengan aturan Tarif Tenaga Listrik sebelumnya, usaha dengan kegiatan pengolahan yang memberikan nilai tambah atas sesuatu produk, dapat dikeluarkan dari kelompok tarif bisnis dan dimasukkan dalam kelompok Industri. Kebijakan ini diambil demi konsistensi penerapan Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (KLUI) atau International Standard Industrial Classification of All Economics Activities (ISIC).
Contoh : Perbengkelan las/bubut, Bengkel karoseri, Pertukangan dan kerajinan mebel, Dan lain sebagainya.

Permintaan Sambungan Pelanggan Bisnis


Pengajuan permohonan sambungan baru dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
a) Pengajuan permohonan sambungan baru dapat dilakukan melalui saluran telepon Call Center PLN 123
b) Datang langsung ke Kantor Pelayanan PLN terdekat dengan domisili/lokasi bangunan yang akan disambung listriknya dengan membawa :
Fotocopy kartu identitas pemilik/pengguna bangunan (KTP/SIM) yang masih berlaku.
Denah/peta lokasi bangunan (diperlukan untuk memudahkan dalam proses survey lapangan)
Surat Kuasa bila pengajuan permohonan diwakilkan
Membayar Biaya Penyambungan

Setelah persyaratan diatas dipenuhi, tahapan berikutnya adalah :
Pemberkasan administrasi permohonan sambungan baru,
Survey lapangan untuk mengetahui secara persis kondisi kelistrikan dilapangan (kondisi teknis, jarak dengan tiang terdekat, jarak dengan trafo terdekat, dan informasi teknis lainnya).
Calon pelanggan menyelesaikan proses admistrasi di Kantor PLN. Proses pembayaran biaya penyambungan hanya dapat dilakukan di Kantor PLN dan atau melalui Bank yang ditunjuk.
Menandatangani Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPJBTL).
PLN akan melakukan penyambungan listrik ke bangunan pelanggan, setelah seluruh proses administrasi terselesaikan dan secara teknis sudah dapat dilakukan penyambungan.

Perhatian :
PLN tidak memiliki kewenangan terhadap instalasi listrik di dalam bangunan milik pelanggan, sebab instalasi listrik tersebut milik pelanggan.
Pelanggan menentukan sendiri Perusahaan Instalatur yang akan membangun instlasi listrik di bangunan miliknya.
PLN tidak memilik kewenangan yang terkait dengan segala ketentuan tentang instalasi listrik.

Permintaan tambah daya Pelanggan Bisnis


Pelanggan datang langsung ke Kantor Pelayanan PLN terdekat dengan domisili/lokasi bangunan yang akan dirubah/ditambah dayanya dengan membawa :
Fotocopy kartu identitas pemilik/pengguna bangunan (KTP/SIM) yang masih berlaku.
Denah/peta lokasi bangunan (diperlukan untuk memudahkan dalam proses survey lapangan).
Pelunasan tagihan listrik bulan terakhir
Membayar biaya tambah daya.

Pengajuan permohonan sambungan baru juga dapat dilakukan melalui saluran telepon Call Center PLN 123.

sumber : www.pln.co.id


Kamis, 28 Juni 2012

Jenis-jenis las listrik dan cara penggunaa las listrik


*Mesin las ada dua macam, yaitu:
1. mesin las D.C (direct current – mesin las arus searah)
2. mesin las A.C (alternating current – mesin las arus bolak-balik)

Pemasangan kabel skunder, pada mesin las D.C dapat diatur / dibuat menjadi DCSP atau DCRP.
- bila kabel elektroda dihubungkan kekutub negative mesin, dan kabel masa dihubungkan kekutub positif maka disebut hubungan polaritas lurus (D.C.S.P)
Pada hubungan D.C.S.P, panas yang timbul, sepertiga memanaskan elektroda dan dua pertiga memanaskan benda kerja.
Berarti benda kerja menerima panas lebih banyak dari elektroda.

- bila kabel elektroda dihubungkan kekutub positif mesin, dan kabel masa dihubungkan kekutub negative maka disebut hubungan polaritas terbaik (D.C.R.P)

catatan:
DCSP = direct current straight polarity
DCRP = direct current revers polarity

- pada hubungan D.C.R.P, panas yang timbul, dua pertiga memanaskan elektroda dan sepertiga memanaskan benda kerja. Berarti elektroda menerima panas yang lebih banyak dari benda kerja

- kapan dipergunakan D.C.R.P, tersebut?
Ini tergantung pada :
- bahan benda kerja
- posisi pengelasan
- bahan dan salutan elektroda
- penembusan yang diinginkan

Pada mesin las A.C, kabel masa dan kabel elektroda dapat dipertukarkan tanpa mempengaruhi perubahan panas yang timbul pada busur nyala.

Keuntungan-keuntungan pada mesin D.C antara lain:
- busur nyala stabil
- dapat menggunakan elektroda bersalut dan tidak bersalut
- dapat mengelas pelat tipis dalam hubungan DCRP
- dapat dipakai untuk mengelas pada tempat-tempat yang lembab dan sempit

Keuntungan-keuntungan pada mesin A.C, antara lain:
- busur nyala kecil, sehingga memperkecil kemungkinan timbunya keropos pada rigi-rigi las
- perlengkapan dan perawatan lebih murah

Besar arus dalam pengelasan dapat diatur dengan alat penyetel, dengan jalan memutar handle menarik atau menekan, tergantung pada konstruksinya.

Besar ampere yang dihasilkan mesin dapat dilihat pada skala ampere.

A. Penyetelan
Terutama untuk benda-benda yang besar, diperlukan perangkaian yang baik untuk mempermudah penyetelan kampuh. Selain itu kemungkinan perubahan bentuk yang terjadi akibat panas selama pengelasan berlangsung dapat dihindarkan / dikurangi. Untuk itu diperlukan terutama:
- kelem C
- pasak
- baut
- jembatan
- rantai
- dan sebagainya

Dalam memanjang kampuh, benda kerja harus dibiarkan supaya dapat memuai dengan bebas.
Untuk menyetel / mengepas dua ujung plat yang telah dirol, atau plat datar dipergunakan:
- kelem C
- rantai
- pasak
Untuk menyetel sambungan siku dipergunakan kelem siku dan pasak.

Menyetel dengan memakai baut dan kelem datar.
Cara menyetel jarak kampuh (kampuh V terbuka/ V tertutup) dengan memakai baut.

Cara menyetel/meluruskan sambungan dengan memakai pasak. Untuk mengatasi pelentingan pelat.

Untuk menarik benda kerja ke posisi yang diinginkan dengan memakai baut, sebelum maupun selama mengelas.

Cara menekan benda ke posisi yang diinginkan dengan memakai pasak, sebelum maupun selama mengelas.

B. Mengatur Tegangan
Pada mesin las modern, tegangan pengelasan dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.
Mesin las umumnya mempunyai tegangan 60 – 80 Volt sebelum terjadi busur nyala. Tegangan ini disebut tegangan terbuka atau tegangan atau tegangan pembakar.
Bila busur nyala telah terjadi (sedang mengelas) maka tegangan turun menjadi 20 – 40 Volt. Ini dinamakan tegangan kerja. Tegangan kerja disesuikan dengan diameter elektroda.

Untuk elektroda: 1,5 – 5,5 mm tegangan kerja 20 – 30 Volt.
Untuk elektroda: 4,5 – 6,4 mm tegangan kerja 30 – 40 Volt.

C. Mengatur Ampere
Arus pengelasan ditentukan oleh: diameter elektroda, tebal bahan, jenis elektroda dan posisi pengelasan.
Pengaturan arus dilakukan dengan memutar handel atau knop.
Arus pengelasan yang dipakai dapat dilihat/ dibaca pada skala arus, yang terdapat pada mesin las.
Perkiraan arus yang dipakai untuk mengelas, dapat dilihat pada table yang tertera pada setiap bungkus elektroda, misalnya sebagai berikut:
diameter (mm) x panjang daerah polaritas arus elektroda (A)
2,6 x 350 45 – 95 Ac atau Dc

D. Menebalkan Permukaan
Menebalkan benda kerja yang telah aus (poros, bidang-bidang luncur dsb) dapat dilakukan dengan las.
Dan untuk mencapai ukuran yang diperlukan, rigi-rigi las selanjutnya dikerjakan dengan menyekrap atau membubut.
Untuk mencegah perubahan bentuk pada bidang datar, maka pengelasan dilakukan berurut dan bergantian pada kedua permukaannya.

E. Posisi – Posisi Pengelasan
Posisi pengelasan ada empat macam:
1. posisi dibawah tangan (lihat w, h)
2. posisi mendatar / horizontal (lihat q)
3. posisi vertical (lihar s)
4. posisi diatas kepala (lihat u)

F. Membuat Rigi – Rigi
sambungan terisi dengan rata, maka pada permukaan penyambungan diadakan pengayunan elektroda.
Batas pemunduran elektroda dan kecepatan pengisian kawah normal.
Batas pemunduran elektroda terlalu jauh, atau kecepatan pengisian terlalu lama, sehingga terjadi sambungan rigi-rigi yang tinggi.
Batas pemunduran elektroda terlalu pendek atau waktu pengisian terlalu singkat, sehingga terjadi sambungan rigi-rigi yang rendah.

G. Menyambung Rigi – Rigi
Apabila elektroda habis sebelum sampai pada batas pengelasan, maka untuk menyambung kembali, diperlukan cara tertentu.
Baik buruknya penyambungan tergantung pada:
- kondisi kawah yang akan disambung
- kecepatan penyambungan
- batas mundur elektroda
Sebelum penyambungan rigi-rigi dimulai bersihkan terak sepanjang kira-kira 15 mm (bila ujung kawah masih pijar, penyambungan dapat dilakukan tanpa pembuangan terak).
Busur nyala dimulai 5 – 10 mm dari kanan kemudian elektroda digerakkan kekiri sampai mendekati rigi-rigi yang akan disambung. Kemudian teruskan pengelasan menurut arah yang diperlukan.

H. Mematikan Busur Nyala
Agar ujung akhir rigi-rigi las tidak keropos dan tidak terlalu rendah, maka untuk memutuskan atau melepaskan busur nyala dari benda kerja dibutuhkan cara :
-cara a: elektroda diangkat, lalu sedikit diturunkan, baru diayun keluar.
-cara b, elektroda diangkat sedikit lalu diturunkan kembali sambil dilepas dengan mengayunkan kekiri atas.
-cara c, diperlihatkan cara pelepasan elektroda yang salah.

I. Hasil Rigi – Rigi
Dengan melihat hasil rigi-rigi las dapat diketahui kesalahan-kesalahan pengelasan.
a. besar arus, kecepatan gerak elektroda dan jarak busur nyala normal.
b. besar arus, kecepatan gerak elektroda normal, tetapi jarak busur terlalu besar, sehingga terjadi sedikit percikan disekitar rigi-rigi. Selain itu penembusan dangkal.
c. jarak busur nyala dan kecepatan elektroda normal, tetapi arus terlalu besar sehingga banyak terjadi percikan disepanjang rigi-rigi. Garis-garis rigi-rigi meruncing.
d. kecepatan gerak elektroda normal, tetapi arus terlalu rendah sehingga rigi-rigi menjadi tinggi dan penembusan dangkal. Penyalaan elektroda sukar.
e. besar arus, busur nyala normal tetapi kecepatan jalan elektroda terlalu lambat. Rigi-rigi tinggi dan lebar.
f. besar arus, jarak busur nyala normal tetapi kecepatan jalan elektroda terlalu tinggi, sehingga bentuk permukaan rigi-rigi jelek. Penembusan juga dangkal

J. Ayunan Elektroda
Untuk mendapatkan rigi-rigi yang lebih besar dan memperdalam penembusan, perlu mengayun elektroda.
lima macam ayunan.
Pengayunan ini terutama penting dilakukan pada pengelasan kampuh V, X, U dan sebagainya.
Cara 1 : tanpa ayunan, untuk pengelasan benda tipis.
Cara 2, 3 : ayunan setengah lingkaran dan ayunan gergaji, untuk pengelasan benda yang tebalnya sedang.
Cara 4, 5 : ayunan segi empat dan segi tiga, untuk pengelasan benda tebal.

K. Tinggi Awal Busur
Bila pengelasan dimulai dipinggir sekali, maka penembusan awal rigi-rigi sering kurang baik.
Untuk mengisi hal ini, maka titik awal pengalaan dimulai kira-kira 10 – 20 mm dari tepi kampuh yang akan dilas.
Elektroda dimundurkan mencapai tepi, lalu dikembalikan kearah lintasan yang diperlukan.
Jarak busur nyala ditinjau dari jenis salutan elektroda digolongkan sebagai berikut:
a. elektroda bersalut sedang, jarak busur = 0,7 d
b. elektroda bersalut tipis, jarak busur = 0,9 d
c. elektroda bersalut tebal (elektroda kontak), jarak busur = 0,8 d
d. elektroda bersalut sedang mengandung ferro, jarak busur = 0,8 d
catatan:
d = diameter kawat elektroda
d‾ = jarak busur nyala

L. Menyalakan Elektroda
Elektroda dapat dinyalakan dengan dua cara, yaitu:
1. cara sentakan
2. cara goresan
Pertama ialah elektroda diturunkan lurus sampai menyentuh benda kerja dan langsung diangkat (cepat) sampai jarak kira-kira 1x diameter elektroda.
Kemudian diturunkan sampai terjadi tinggi busur yang diinginkan (kira-kira 0,8 x diameter elektroda)

Kedua ialah seperti menggoreskan korek api. Setelah busur terjadi tinggi nyala dipertahankan kira-kira 0,8 kali diameter elektroda diatas bidang kerja.

Arah penggoresan dapat kekiri maupun kekanan
Pasanglah tameng, sebelum elektroda menyala.
Perpendekan elektroda, harus diikuti dengan penurunan tangan, agar sudut elektroda dan tinggi busur tetap dapat dipertahankan

M. Menjepit Elektroda
Sebelum bekerja, semua kelengkapan keselamatan kerja harus disiapkan.
Jepitlah ujung elektroda pada bagian yang tidak bersalut.
Elektroda harus dijepit dengan kuat pada tang.

Sumber : http://alfian07.wordpress.com

Sabtu, 16 Juni 2012

Tips Pemilihan MCB dan Cara pemasangannya.



Pemilihan pemutus tenaga ditentukan oleh beberapa hal :


1.Standar
- SPLN 108 / SLI 175, bila digunakan oleh pemakai umum (instalasi perumahan – kapasitas pemutusan rendah)- IEC 60947-2, bila digunakan oleh ahlinya (aplikasi industri - kapasitas pemutusan tinggi

2.Kapasitas pemutusan
Kapasitas pemutusan suatu pemutus tenaga harus lebih besar dari arus hubungsingkat pada titik instalasi di mana pemutus tenaga tersebut dipasang. Pada diagram garissuatu sistem, disarankan untuk juga menyebutkan besar kapasitas pemutusan di sampingarus pengenal pemutus tenaga yang digunakan.

3.Arus pengenal
Arus pengenal pemutus tenaga harus disesuaikan dengan besarnya arus beban yangdilewatkan kabel dan lebih kecil dari arus yang diijinkan pada kabel.

4.Tegangan
Tegangan operasional pengenal pemutus tenaga harus lebih besar atau sama dengantegangan sistem.

Ketentuan pemasangan MCB:
MCB harus menyertakan fixed unadjustable time/current tripping characteristic yang dikalibrasi berdasarkan Standard Internasional/B.S 3871 Bagian 1 pada temperatur 40derajat Celcius. Kemampuan-kemampuan lainnya harus seperti yang ditentukan untuk MCCB. Semua sirkuit MCB yang melindungi sirkuit luar harus yang otomatis dandilengkapi dengan pelindung yang sesuai terhadap beban lebih dan hubung singkat.Kapasitas pemutusan hubung singkat dari circuit breaker tidak boleh kurang dari tingkatkesalahan yang terjadi maksimum di titik dimana sirkuit tersebut bertanggung jawab atas pemilihan dan pemberian jenis circuit breaker yang tepat untuk perlindungan jenis sirkuityang berbeda. MCB masuk dari panel-panel distribusi dimana feeder
dipasang denganmeteran listrik PLN harus dari jenis yang diizinkan oleh PLN

Kamus Listrik Rangking

 

Site Info


Google Sitemap Generator
Bloglisting.net - The internets fastest growing blog directory Engineering Blogs - BlogCatalog Blog Directory
Kamus Listrik Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template